Momen 1 Abad, SH Terate Ranting Tuban Ambil Tanah dan Air dari Tempat Sejarah

oleh
SEJARAH : Rayon Sendangharjo adalah tempat sejarah bagi Ranting Tuban maupun Cabang Tuban, sehingga dipakai tempat penyatuan tanah dan air. (pshttuban.com/humas ranting tuban)

pshttuban.com – Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate) Ranting Tuban, Cabang Tuban, Pusat Madiun, menggelar berbagai acara untuk memperingati momen 1 abad. Salah satunya adalah pengambilan tanah dan air dari tempat-tempat bersejarah yang terletak di pusat kota Kabupaten Tuban.

SH Terate Ranting Tuban menyelenggarakan upacara pengambilan tanah dan air tersebut Sabtu, 11 Juni 2022, dimulai pukul 20.00 WIB. Acara dilakukan di Padepokan SH Terate Rayon Sendangharjo. Dipilihnya tempat ini bukan tanpa alasan, karena mempunyai nilai historis bagi perkembangan SH Terate di Tuban. Padepokan tersebut merupakan kediaman Ketua SH Terate Cabang Tuban yang pertama, yakni Alm. Kang Mas Mustofa. Sekaligus salah satu sesepuh yang pertama mendirikan SH Terate di Kabupaten Tuban.

Sebelum mengambil tanah dan air, acara dimulai dengan sambutan pembukaan dari ketua panitia yakni Kangmas Teguh Budiarto, S.Psi. Kemudian sambutan dilanjutkan dari Ketua SH Terate Ranting Tuban, Kangmas Sugeng Widodo PS., S.Si yang menyampaikan maksud dari pengambilan tanah dan air.

“Air dan tanah simbol keberagaman wilayah dari berbagai macam suku, budaya dan latar belakang keyakinan dan akan di satukan dalam wadah perguruan dan organisasi SH TERATE. Tanah dan air adalah bagian dari unsur yang dimiliki dan dibutuhkan oleh manusia sehingga tepat kalau dijadikan representasi dari keberagaman manusia dari berbagai daerah.” terang Kangmas Sugeng.

Berikutnya Kangmas Sumarno, S.H., M.Si selaku Dewan Cabang SH Terate Tuban memberikan tambahan. “Silogisme atau filosofi penyatuan tanah dan air ini merupakan penyatuan macrocosmos yaitu alam jagad raya ini dan microcosmos yakni kita sebagai manusia ini,” katanya.

Kangmas Sumarno melanjutkan, dengan penyatuan tanah dan air yang juga akan disatukan di Padepokan Pusat Madiun. Diharapkan insan atau keluarga SH Terate di seluruh dunia semakin bisa bersatu dan semakin erat tali persaudaraannya.

Setelah sambutan para sesepuh, acara kemudian dilanjutkan dengan do’a selamatan yang dipimpin oleh Mbah Mudin Tarom. Beliau merupakan salah satu sesepuh SH Terate Ranting Tuban. Setelah doa masuk acara inti. Warga-warga SH Terate Ranting Tuban yang ditunjuk sebagai penanggungjawab mulai berpencar ke beberapa titik bersejarah pada wilayah SH Terate Ranting Tuban.

Titik pertama di Kelurahan Sendangharjo, tanah diambil di Padepokan Sendangharjo dan air diambil dari mata air atau sendang tertua yang juga ada di Kelurahan Sendangharjo. Titik kedua diambil dari tanah Alun-alun Kabupaten Tuban sebagai simbol pusat dari Kabupaten Tuban dan air dari Sumur Qur’an di wilayah makam Sunan Bonang, Kelurahan Kutorejo. Sumur Qur’an dipercaya merupakan peninggalan dari Sunan Bonang.

Titik ketiga diambil di SMAN 1 Tuban. Tempat ini merupakan rayon pertama yang berdiri di wilayah Ranting Tuban. Kemudian untuk airnya diambil dari sumur Pondok Pesantren Ash-Shomadiyyah, Kelurahan Kingking, sebagai salah satu pondok pesantren tertua di Tuban.

Titik terakhir diambil di Dusun Winong, Desa Sugiharjo, Kecamatan Tuban dan sumur tertua di desa setempat. Desa Sugiharjo merupakan desa paling barat di wilayah Ranting Tuban. Semua tanah dan air yang didapat kemudian dikumpulkan kembali di Padepokan Rayon Sendangharjo. Selanjutnya tanah ini akan diserahkan ke Cabang Tuban dan diteruskan ke Pusat Madiun.

Acara yang diikuti sekitar 50 warga SH Terate Ranting Tuban ini berakhir pukul 00.30. Prosesi berjalan dengan lancar dan ditutup dengan doa bersama oleh Mbah Mudin Tarom yang berharap apa yang dicita-citakan bisa terkabul oleh ikhtiar pengambilan tanah dan air kita ini. (Andi Hamid Junior)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.